Senin, 25 Juni 2012

Kuliah dan Tugas Besar Teknik Komunikasi

Matakuliah Teknik Komunikasi adalah matakuliah yang diampu oleh tim dosen yang terdiri atas 3 orang dosen yaitu Ir. Nurini, MT., Ir. Mardwi Rahdriawan, MT., dan Ir. Holi Bina Wijaya, MUM.
kuliah teknik komunikasi adalah kuliah yang sangat menarik karena mempelajari mengenai hal - hal yang tidak berkaitan langsung dengan kemampuan akademik namun lebih kepada kemampuan untuk membuat seuatu produk jadi dari sebuah perencanaan. Tugas besar yang diberikan juga menjadi ajang latihan yang sangat berguna untuk mengasah kemampuan yang diperoleh dari pembelajaran pada saat kuliah teknik komunikasi. namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tugas besar dan diharapkan kedepannya akan menjadi lebih baik agar kemampuan mahasiswa lebih terasah dengan baik :
1. Jumlah anggota kelompok terlalu besar sehingga terkadang ada anggota kelompok yang tidak mendapatkan tugas.
2. pengawasan atas progres tugas tidak berkelanjuatan hingga rata - rata tugas baru dikerjakan menjelang pengumpulan.
3. tema yang diberikan diharapkan lebih luas dan lebih menyentuh bidang perencanaan wilayah dan kota.
4. perlu ada penjelasan yang lebih rinci untuk tiap produk akhir tugas besar yang diberikan.

dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada dari tugas besar Teknik Komunikasi, tugas ini telah mengasah kemampuan mahasiswa untuk membuat produk akhir dari suatu proses dan akan sangat berguna kedepannya.

Suka Duka Tubes Tekkom

Tugas besar Matakuliah Teknik komunikasi adalah tugas yang sama sekali tidak berhubungan langsung dengan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota namun dapat menjadi sarana pembelajaran yang sangat baik untuk mengembangkan ketrampilan lain di luar kemampuan akademik seperti kemampuan presentasi, memadukan warna dalam poster, membuat blog yang baik sesuai etika penulisan, hingga proses membuat film yang akan sangat berguna dalam hal - hal lainnya. Walaupun diselingi oleh berbagai kendala pada akhirnya seluruh tugas pada akhirnya tugas besar ini juga dapat dikatakan sebagai tugas "refreshing" dari tugas - tugas lainnya. Karena tugas ini terkadang memerlukan survei ke luar kota atau pun tempat wisata. contohnya dalam pembuatan film terkadang dibutuhkan pengambilan gambar di luar kota atau pun tempat wisata tertentu sehingga dapat dijadikan sarana melepas penat dari tugas - tugas yang selama ini dikerjakan.

Tugas besar ini juga tidak lepas dari kendala - kendala yang menghadang. Karena dikerjakan dengan kelompok dengan jumlah banyak (9 orang) terjadi kesulitan dalam menyatukan jadwal untuk mengerjakan tugas atau pun menyatukan ide yang muncul. terkadang terdapat perdebatan antar anggota kelompok namun tidak sampai menjurus pada perselisihan. dengan adanya keberagaman ide ini dapat membuat ide yang ada semakin banyak sehingga semakin mudah dalam pengerjaannya. selain itu terdapat kendala lainnya yaitu karena rentang waktunya sangat lama (3 bulan) membuat fokus atas tugas ini terasa sedikit berkurang dan akhirnya terbengkalai. hal ini yang membuat pada akhirnya menjelang pengumpulan tugas besar seluruh anggota kelabakan mengerjakan tugasnya. walaupun memiliki beragam kendala seluruh mahasiswa berusaha mengerjakan tugas semaksimal mungkin dengan harapan mendapatkan nulai yang maksimal juga.

pada akhirnya tugas besar teknik komunikasi dapat memberikan banyak manfaat bagi seluruh mahasiswa. bukan hanya kemampuan akademik yang ditingkatkan namun juga kemampuan non akademik. karena semua yang dipelajari dalam tugas besar ini akan sangat berguna dalam rangka membuat produk akhir perencanaan wilayah dan kota.

Selasa, 19 Juni 2012

KONSEP DASAR GEOLOGI LINGKUNGAN YANG RELEVAN BAGI INDONESIA


BAB 1 PENDAHULUAN

Di masa modern seperti sekarang ini, proses pembangunan di seluruh dunia dijalankan dengan suatu perencanaan awal yang akan menjadi  masterplan atau acuan bagi dijalankannya pembangunan tersebut. Dalam membuat suatu perencanaan wilayah baik dalam skala besar maupun kecil, banyak faktor yang harus diperhatikan. Mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, hingga faktor lingkungan. Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan karena untuk pembangunan suatu kota, dibutuhkan analisis yang mendalam pada ketersediaan sumber daya alam dan dampak lingkungan yang akan terjadi.
Environmental Geology atau Geologi Lingkungan merupakan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri.
Seperti halnya ilmu lainnya, geologi lingkungan juga memiliki konsep dasar dalam pemahaman dan pembelajaran geologi lingkungan. ketujuh konsep dasar geologi lingkungan yaitu:
1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.
7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Semua konsep diatas adalah konsep – konsep yang mendasari geologi lingkungan. Namun tiap wilayah di bumi ini memliki keadaan yang berbeda – beda sehingga konsep yang dapat diterapkan akan berbeda – beda juga.
Indonesia sebagai Negara dengan potensi alam yang sangat besar juga memiliki potensi bahaya alam yang besar pula. Perlu adanya penerapan konsep yang tepat agar dapat membuat Indonesia mampu mengolah seluruh sumber daya yang dimiliki dengan baik dan meminimalisir potensi bahaya alam yang disebabkan oleh manusia, seperti banjir, tanah longsor serta menjaga kelestarian lingkungan.


BAB 2 ISI

Wilayah Indonesia merupakan wilayah dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar dan juga potensi bahaya geologis (geological hazard) yang besar juga. Diperlukan konsep geologi lingkungan yang sesuai dengan keadaan wilayah Indonesia. Berikut konsep dasar gelologi lingkungan yang sesuai dengan wilayah Indonesia :

1.1    Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.

Bumi ini tidak statis, melainkan dinamis secara terus menerus mengalami perubahan. Permukaan bumi memang mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat) maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga endogen dan eksogen.Sampai saat ini, perubahan itu masih tetap berlangsung. Seperti benua bergerak, terjadi gempa bumi, gunung merapi meletus, angin topan (badai siklon), serta terjadi perubahan musim (terjadi penyimpangan musim kemarau dan musim penghujan). Peristiwa tersebutmerupakan beberapa proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, atau lembah merupakan hasil aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen berpengaruh terhadap pembentukan muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan perbedaan berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur lainnya.
Indonesia adalah Negara dengan wilayah seluas kurang lebih 5 juta km2 dan 2/3 bagiannya adalah lautan. Indonesia juga terletak di 2 lempeng benua yaitu lempeng asia dan lempeng Australia. Letak Indonesia yang berada di antara 2 lempeng tersebut mengakibatkan Indonesia sangat rentan terhadap potensi terjadinya gempa tektonik dan tsunami. Kemudian kecuali Kalimantan, seluruh pulau di Indonesia dilalui oleh ragkaian gunung berapi, ada beberapa yang aktif dan tidak. Hal ini juga menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan gunung berapi terbanyak dan sangat berpotensi untuk terjadinya bencana meletusnya gunung berapi. Selain itu, letak Indonesia yang berada diantara 2 samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Hal ini membuat Indonesia juga berpotensi mengalami angin tornado, maupun gelombang pasang air laut. Letak Indonesia yang berada diantara 2 samudra dan 2 benua memang merupakan keuntungan dan memiliki sisi ekonomis yang sangat tinggi, namun di lain pihak juga menyimpan ancaman bahaya geologis (geological hazard) yang sangat besar.
Selain bencana yang terjadi karena proses alam seperti yang telah dijelaskan diatas, bumi juga menyimpan ancaman yang dapat terjadi jika terdapat kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan. Contohnya banjir dan tanah longsor. Kedua bencana tersebut terjadi karena kelalaian manusia dalam mengelola lingkungan. Di Indonesia, hutan yang menjadi daerah resapan air detebangi untuk memperoleh persediaan kayu, hal ini membuat terjadinya erosi karena tanahnya tidak memiliki penahan yang kuat sehingga pada akhirnya terjadilah tanah longsor. Penebangan hutan sembarangan jika ditambah denga pengelolaan drainase yang buruk dapat berakibat pada terjadinya banjir. Banjir yang banyak melanda kota – kota besar di Indonesia disebabkan karena tidak ada lagi pohon – pohon yang menjadi resapan air hujan sehingga air hujan langsung meluncur deras tanpa ada yang menahannya sehingga pada akhirnya masuk ke drainase yang tidak baik sehingga meluap dan terjadilah banjir.
Terjadinya berbagai bencana yang melanda negeri ini memang merupakan peristiwa yang selalu memberikan duka bagi rakyat. Meskipun bukan hanya negara indonesia saja yang mengalaminya, namun jumlah bencana ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa.
Jika dilihat dari besarnya korban jiwa maupun kerugian materilperlu adanya suatu langkah untuk meminimalisir dampak dari bencana tersebut. Bagi bencana yang datangnya dari alam dan tak dapat di cegah kedatangannya seperti gempa bumi, letusan gunung berapi ataupun tsunami, hal yang dapat dilakukan adalah meminimalisir dampaknya. Mulai dari pembuatan rumah tahan gempa ataupun sistem penanganan bencana yang baik. Namun jika bencana yang dapat dicegah seperti banjir dan tanah longsor, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah reboisasi ataupun perbikan sistem drainase. Dan langkah – langkah itu sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak dari bencana – bencana yang terjadi di Indonesia.

1.2    Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.

Ekonomi merupakan suatu faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam berputarnya roda kehidupan di dunia ini. Suatu hal akan menjadi penting jika memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ekonomi tidak pernah lepas dari prinsip untung rugi. Jika suatu objek dapat mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal, maka objek tersebut akan terus dieksploitasi. Contohnya dalam hal tambang. Lahan yang memiliki kandungan mineral yang banyak tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal sehingga lahan tersebut akan terus di-eksploitasi sampai habis untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya. Namun terkadang eksploitasi yang dilakukan tidak memperhatikan penilaian estetika dan pelestarian lingkungan.
Di zaman modern, estetika atau keindahan memiliki nilai ekonomis tersendiri. Pemandangan yang indah jelas dapat memberikan keuntungan lebih. Penilaian estetikan juga erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan. Lingkungan yang masih terjaga kelestariannya jelaslah memiliki nilai estetika yang lebih dibandingkan lingkungan yang telah tercemar. Disinilah letak ketidakpaduan antara perimbangan ekonomi dan penilaian estetika. Di satu sisi, pertimbangan ekonomi mengharapkan dilakukannya eksploitasi yang sebesar – besarnya untuk keuntungan sebanyak – banyaknya, namun eksploitasi yang berlebihan juga dapat mengakibatkan berkurangnya nilai – nilai keindahan dan tercemarnya lingkungan. Di sisi lain, pelestarian lingkungan untuk menjaga nilai – nilai estetikan akan membuat pemilik modal tidak dapat melakukan eksploitasi sebesar – besarnya yang akhirnya brdampak pada berkurangnya keuntungan pemilik modal.
Di Indonesia konflik antara pertimbangan ekonomi yang menginginkan eksploitasi sebesar – besarnya dan penilaian estetika demi terciptanya kelestarian lingkungan. terdapat sangat banyak daerah dengan potensi ekonomis tinggi, yang dapat dieksploitasi dan mendatangkan keuntungan. Namun banyak juga diantara daerah tersebut yang letaknya di daerah konservasi alam ataupun di tengah – tengah wilayah yang memiliki nilai estetika tinggi. Faktor ekonomi yang begitu besar mengakibatkan diperbolehkannya eksploitasi besar – besaran di daerah pelestarian. Dengan hanya menyisakan sedikit daerah untuk dijaga kelestariannya. Hal ini dilakukan karena perlunya peningkatan perekonomian Negara. Banyak wilayah – wilayah yang awalnya menjadi daerah pelestarian yang memiliki nilai estetika dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya. Eksploitasi berlebihan seperti inilah yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan dan hilangnya nilai – nilai estetika.
Baik pertimbangan ekonomi maupun penilaian estetika merupakan hal yang sangat penting dan untuk menciptakan kehidupan yang nyaman dan selaras dibutuhkan keseimbangan diantara keduanya. Perencanaan wilayah yang baik, benar dan mengutamakan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, mutlak merupakan hal yang perlu diterapkan dalam rangka penyeimbangan pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika. Dengan adanya perencanaan yang baik, pembagian wilayah pelestarian dan wilayah eksploitasi akan seimbang sesuai dengan kebutuhan baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Dengan pembagian yang seimbang lewat perencanaan yang baik, eksploitasi sumber daya dapat dilakukan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan penilaian estetika atas wilayah yang terjaga juga memiliki nilai ekonomis. Contohnya pada wilayah pertambangan Freeport di Tembagapura Papua, eksploitasi dijalankan, namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan pengelolaan limbah sehingga lingkungan tidak tercemar dan pada daerah Provinsi Bali, dimana daerah yang memiliki nilai estetika tinggi dijadikan daerah wisata yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan tetap terjaga kelestariannya.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
1.      Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
2.      Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
3.      Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.

BAB 3 PENUTUP

Konsep geologi lingkungan merupakan konsep – konsep yang mendasari semua yang terjadi di bumi ini dari segi geologis. Karena banyak hal bergantung pada penilaian geologi lingkungan untuk menentukan bagaimana arah pembangunan dan pengendalian terhadap dampak lingkungan.
Indonesia merupakan Negara dengan potensi alam yang sangat besar dan juga potensi bahaya geologis (geologic hazard) yang besar pula.perlu penerapan konsep yang tepatuntuk menjaga keadaan alam di Indonesia. Konsep yang sesuai bagi keadaan alan Indonesia adalah:
1.      Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
2.      Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
Kedua konsep di atas adalah konsep yang sangat tepat bagi kondisi wilayah Indonesia karena kondisi tersebut dapat diterapkan dan benar – benar terjadi secara nyata di Indonesia. Diharapakan kedepannya dengan adanya konsep – konsep ini penanganan terhadap masalah alam di Indonesia akan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia, menjaga kelestarian alam serta meminimalisir dampak dari bencana.
Adanya penerapan konsep yang tepat juga dapat berdampak bagi pembangunan yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pembangunan dengan acuan perencanaan berbasis geologi lingkungan akan menghasilkan produk pembangunan yang dapat menunjang kehidupan masyarakat dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Keller, Edward A. 1978. Enviromental Geology Second Edition. Charles E. Merril Publishing Company. Ohio.
http://www.inigis.com. 2011. “7 Konsep Dasar Geologi Lingkungan” diunduh pada tanggal 12 Januari 2012

Senin, 18 Juni 2012

SAVE OUR EARTH!!


LAKUKAN SESUATU UNTUK BUMI KITA!!
maksud dari poster ini adalah keadaan bumi yang semakin panas karena "dimasak" oleh pemanasan global yang dilambangkan dengan lilin. Perlu dilakukan perubahan yang signifikan dalam memperbaiki keadaan bumi. Karena menyelamatkan bumi adalah menyelamatkan masa depan kita dan anak cucu kita. STOP GLOBAL WARMING

Superblock, Solusi Ketersediaan Lahan di Kawasan Perkotaan


       1.     Kota, Perubahan dan Permasalahannya
Kota  adalah akuarium perubahan. Di dalamnya peradaban manusia terus bergerak dan berubah. Siapa yang tidak mampu ikut arus peradaban, maka ia akan terlindas roda kemajuan zaman.”
Ridwan Kamil
Kalimat diatas merupakan kalimat singkat yang sangat bermakna sebagai cerminan suatu kota. Peradaban akan terus berubah dan semua yang ada di dalamnya yang tidak mampu mengikuti perubahan akan terlindas roda kemajuan zaman. Hal ini bukan hanya berlaku pada masyarakat yang mendiami suatu kota, namun juga berlaku pada kota itu sendiri. Kota yang tidak mampu berubah dan mengikuti perkembangan zaman, akan mengalami kerusakan dan ketidakmampuan dalam mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakatnya.
Pembangunan kawasan perkotaan yang sangat cepat membuat ketersediaan lahan semakin berkurang dan mengakibatkan kesulitan dalam mendirikan suatu lahan kosong untuk mendirikan bangunan dengan berbagai keperluan. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat membuat pembangunan terus dilakukan di semua kawasan di perkotaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengakibatkan semakin berkurangnya ketersediaan lahan. Hal ini diperparah dengan pola pembangunan bangunan datar yang menggunakan lebih banyak lahan. Dengan kondisi demikian, dibuat suatu pola pembangunan baru yang lebih efisien dalam penggunaan lahan yaitu pembangunan bangunan tinggi sebagai tempat masyarakat memenuhi kebutuhannya terutama dalam memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Namun lama – kelamaan, mobilitas penduduk pun berlangsung semakin cepat, kendaraan semakin banyak sehingga mengakibatkan kemacetan dimana – mana. Jarak antar satu bangunan dan bangunan lain yang menjadi pusat – pusat pelayanan masyarakat yang relatif dekat menjadi sangat lama waktu tempuhnya karena terjadinya kemacetan.
Kemacetan menjadi penghalang yang sangat besar bagi mobilitas warga kota yang sangat cepat, berbagai cara dilakukan mulai dari pembangunan jalan laying hingga tol dalam kota untuk mengurangi kemacetan, namun hal itu belum dapat berbuat banyak untuk mengurangi kemacetan yang ada. Selain kemacetan, polusi yang ditimbulkan oleh banyaknya kendaraan juga menjadi masalah besar karena akan membuat kota akan semakin panas dan tercemarnya udara, keadaan ini jelas membuat orang – orang yang hidup di dalamnya menjadi tidak nyaman dan terancam dengan berbagai macam penyakit. Polusi yang terjadi juga tidak dapat dinetralisir oleh tanaman karena hanya tersisa sedikit ruang terbuka hijau di daerah perkotaan. Selain itu masih banyak lagi masalah seperti kekurangan saluran sanitasi yang baik, sistem pembuangan sampah yang tidak terorgaisir dengan baik yang seluruhnya diakibatkan oleh pola pembangunan yang tidak tepat dan ketidaksiapan suatu kota dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dalamnya mulai dari perubahan jumlah hingga perubahan perilaku penduduknya. Perlu dilakukan suatu perubahan atas pola pembangunan di  kawasan perkotaan untuk menghadapi berbagai masalah diatas sehingga terbentuk suatu kota yang aman dan nyaman walaupun memiliki mobilitas tinggi dan memiliki RTH yang memadai. Pola pembangunan yang awalnya hanya mengacu pada bangunan dengan pola horizontal mulai menjadi bangunan vertical, hal ini jelas merupakan suatu langkah besar untuk memperbaiki suatu kota yang sangat kekurangan lahan. Namun hal tersebut belum cukup untuk mengatasi masalah lainnya seperti masalah kemacetan dan polusi udara yang disebabkan olehnya.
Oleh karena itu, pembangunan suatu kawasan yang dapat mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat yang mendiaminya mutlak harus dilakukan. Penerapan konsep mixed use suatu kawasan perlu dilakukan untuk meminimalisir penggunaan lahan. Selain itu sarana untuk memudahkan mobilitas penghuni kawasan tersebut haruslah menjadi aspek yang diperhatikan. Dengan memperhatikan seluruh aspek diatas, maka permasalahan – permasalahan yang dialami suatu kota dapat dipecahkan. Dan Superblock menjadi jawaban atas masalah – masalah tersebut dengan konsep kota yang padat tapi nyaman dan menerapkan konsep mixed use kawasan namun tetap memperhatikan katersediaan ruang terbuka hijau dan sarana transportasi yang aman, cepat dan ramah lingkungan.    
     2.     Superblock, Solusi Ketersediaan Lahan di Kawasan Perkotaan
Superblock adalah suatu kawasan di lokasi urban yang dirancang secara terpadu dan terintegrasi, memiliki kepadatan yang cukup tinggi dalam konsep tata guna lahan yang bersifat campuran (mixed – use). Selain itu ada kunci yang paling diperhatikan dalam keberhasilan pengembangan suatu Superblock yaitu keberhasilan dalam mekanisme kontrol. Melihat segi keuntungan dari penerapan konsep Superblock, menurut Danisworo terdapat beberapa keuntungan dari superblock yaitu :
1.       Mendorong tumbuhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadah secara memadai
2.        Menghasilkan sistem sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis
3.        Memperbaiki sistem sirkulasi
4.        Mendorong pengembangan sistem persil yang tidak kaku dan lebih fleksibel
5.        Mendorong pemisahan yang jelas antara berbagai sitem moda transportasi
6.        Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan. 
Suatu kawasan dikatakan Superblock apabila terdapat lebih dari 3 fungsi yang berbeda (retail, office, hunian, hotel, entertainment dan sebagainya) dan apabila direncanakan dengan baik dapat menjadi pendukung/support satu dengan yang lain, terjadi integrasi fungsional dan fisik antar komponen. Konsep superblock ini dipelopori sejak tahun 1920-an di Amerika Serikat oleh Perry & Stein dan di Eropa yang dikembangkan Le Corbusier terutama untuk kawasan hunian skala besar. Seperti dijelaskan sebelumnya, semua hal harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Begitu pula superblock. Perlu dilakukan pengembangan terus menerus sehingga tercipta suatu sistem yang saling terintegrasi dengan baik dan dapat mewujudkan kehidupan yang nyaman dengan mobilitas tinggi. Di dalam pengembangan konsep Superblock ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
 - Identity/Branding
Dalam hal ini lebih menekankan pada penciptaan suatu identitas atau konsep yang berbeda, suatu kawasan Superblock akan lebih diminati jika Ia mempunyai suatu konsep yang memikat serta menarik.
- Mix of Uses 
Ini lebih pada penggunaan lahan yang ada, dimana dalam suatu lahan Superblock penggunaan lahannya digunakan untuk berbagai macam peruntukan minimal 2 peruntukan baik itu apartemen, hunian, ataupun pusat perbelanjaan. 
- Vehicular Circulation
Aspek ini lebih pada sirkulasi kendaraan yang ada, sirkulasi kendaraan harus dirancang seefisien mungkin. Di beberapa negara maju biasanya mereka menerapkan parkir basement yang saling terkoneksi dari satu bangunan ke bangunan lain.
- Multi-layers Pedestrian Linkage
Aspek ini sangat penting yaitu keberadaan dari pedestian (area untuk pejalan kaki) karena dalam suatu kawasan Supreblockpada intinya adalah integrasi dari satu bangunan ke bangunan lain makan infrastruktur integrasi bagi pejalan kaki juga harus terpenuhi guna kenyamanan yang ada.


Sebenarnya yang mendorong berkembangnya konsep kawasan Superblock adalah adanya saling - silang keuntungan antara masyarakat perkotaan dengan pengembang. Dimana pengembang dapat menerapkan diferensiasi produk dan masyarakat terlebih kaum komuter memiliki solusi baru dalam kehidupan di perkotaan. Selain itu juga adanya konsep Superblock menjadi suatu permodelan kota kecil yang saling terintegrasi di pusat kota.
Dengan demikian kawasan superblock dapat menyediakan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik untuk menunjang kehidupan masyarakat di dalamnya. Dengan luas yang relatif kecil karena banyak mengandalkan pembangunan vertikal mengakibatkan penggunaan lahannya juga semakin kecil. Hal ini mengakibatkan akan semakin banyaknya lahan yang tersisa dan dapat di manfaatkan sebagai pedestrian ataupun ruang hijau terbuka. Jarak antar satu bangunan dan bangunan lain yang relatif dekat membuat kebutuhan atas sarana transportasi dapat diminimalisir. Orang yang tinggal di kawasan tersebut akan lebih memilih untuk berjalan kaki karena telah disediakan sarana pedestrian yang nyaman. Dengan demikian maka polusi udara dapat di kurangi dan udara akan semakin bersih karena terdapat tumbuhan yang dapat menetralisir udara tersebut.
Konsep superblock merupakan konsep yang sangat tepat untuk digunakan di kawasan perkotaan yang padat dan kekurangan lahan. Dengan mengandalkan pembangunan vertikal dan integrasi yang baik antar satu bangunan dan bangunan lain membuat superblock menjadi jawaban atas permasalahan yang terjadi di daerah perkotaan. Dengan diterapkannya pembangunan dengan pola superblock akan membuat penggunaan lahan semakin diminimalisir dan akan terbentuk suatu kota yang padat namun nyaman yang tetap menyediakan sebagian besar lahannya sebagai ruang terbuka hijau.
      3.     Kesimpulan
Berbagai permasalahan yang terdapat di daerah perkotaan merupakan proses prubahan yang terjadi seiring berkembangnya zaman dan suatu kota harus bisa beradaptasi untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi. Perlu adanya suatu konsep pembangunan yang benar – benar dapat mengatasi atau paling tidak meminimalisir dampak dari permasalahan – permasalahan seperti ketersediaan lahan, kemacetan, polusi udara dan lain – lain. Konsep yang diterapkan bukanlah konsep dapat mengurangi mobilitas penduduk yang tinggal di dalamnya, namun harus menciptakan kenyamanan dalam mobilitas penduduk perkotaan yang sangat cepat dan superblock merupakan konseo yang sangat tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Konsep superblock merupakan suatu konsep pembangunan yang mengutamakan pembangunan bangunan vertikal yang saling terintegrasi di suatu kawasan sehingga memudahkan masyarakat yang beraktivitas di dalamnya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Selain itu penyediaan sarana transportasi yang efisien dan ramah lingkungan berupa pedestrian merupakan peran penting yang dimiliki superblock untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara.
Dengan pembangunan bangunan vertikal jelas akan meminimalisir penggunaan lahan dan menyediakan lahan lainnya sebagai lahan terbuka hijau sehingga dapat menjadi solusi ampuh dalam mengatasi masalah ketersediaan lahan di kawasan perkotaan.

Sabtu, 10 Maret 2012

Jumlah Data di Seluruh Dunia, Menakjubkan!

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Martin Hilbert dan Proscilla Lopez dari University of Southern California, seluruh data digital di muka bumi ini, pada 2007 adalah sebesar 295 eksabita.


(Martin Hilbert)

Seperti dikutip dari situs BBC, ilmuwan mengkalkulasi data tersebut dengan mengumpulkan data analog maupun digital selama 1986 hingga 2007.

Mereka memasukkan juga berbagai data di berbagai platform kuno seperti floppy disc juga film x-ray hingga mikrocip pada kartu kredit.



Survey ini memilih periode tersebut karena periode itu dikenal sebagai masa "revolusi informasi" di mana manusia mulai melakukan transisi menuju digital age. 

Studi ini menunjukkan bahwa pada 2000, sekitar 75 persen informasi tersimpan sebagai data analog, termasuk dalam format kaset video. Namun, pada 2007, 94 persen data kini disimpan dalam bentuk digital.

Data sebesar 295 eksabita adalah setara dengan 1,2 miliar kali kapasitas hard disk drive di komputer kebanyakan. Angka tersebut diperolah para peneliti dengan menghitung data-data yang berjalan di 25 platform teknologi berbeda, antara lain, mulai dari komputer PC, DVD hingga iklan koran hingga buku-buku.

"Bila kita masukkan semua informasi tadi ke dalam buku, maka kita bisa menutupi seluruh permukaan daerah AS atau China dengan tiga lapis buku," kata Martin Hilbert kepada BBC.

Sementara, jumlah informasi tersebut bila disimpan secara digital ke dalam CD, kata Hilbert, maka akan cakram-cakram CD tersebut bila dijejerkan, bisa mencapai jarak bumi-bulan.

Hal lain yang menarik dari riset ini adalah, manusia menyiarkan sekitar dua zetabita data melalui udara. Satu zetabita adalah setara dengan 1000 eksabita. Ini sama dengan informasi 175 surat kabar untuk setiap orang setiap per hari. 

Jumlah data tadi sepertinya memang terdengar begitu besar. Namun, menurut Hilbert, lebih besar jumlah data yang diolah dan disimpan secara alamiah oleh tubuh.

"DNA di dalam satu tubuh manusia bisa menyimpan hingga 300 kali informasi yang lebih banyak daripada yang kita simpan di seluruh perangkat teknologi kita," kata Hilbert.