Selasa, 19 Juni 2012

KONSEP DASAR GEOLOGI LINGKUNGAN YANG RELEVAN BAGI INDONESIA


BAB 1 PENDAHULUAN

Di masa modern seperti sekarang ini, proses pembangunan di seluruh dunia dijalankan dengan suatu perencanaan awal yang akan menjadi  masterplan atau acuan bagi dijalankannya pembangunan tersebut. Dalam membuat suatu perencanaan wilayah baik dalam skala besar maupun kecil, banyak faktor yang harus diperhatikan. Mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, hingga faktor lingkungan. Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan karena untuk pembangunan suatu kota, dibutuhkan analisis yang mendalam pada ketersediaan sumber daya alam dan dampak lingkungan yang akan terjadi.
Environmental Geology atau Geologi Lingkungan merupakan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri.
Seperti halnya ilmu lainnya, geologi lingkungan juga memiliki konsep dasar dalam pemahaman dan pembelajaran geologi lingkungan. ketujuh konsep dasar geologi lingkungan yaitu:
1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.
7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Semua konsep diatas adalah konsep – konsep yang mendasari geologi lingkungan. Namun tiap wilayah di bumi ini memliki keadaan yang berbeda – beda sehingga konsep yang dapat diterapkan akan berbeda – beda juga.
Indonesia sebagai Negara dengan potensi alam yang sangat besar juga memiliki potensi bahaya alam yang besar pula. Perlu adanya penerapan konsep yang tepat agar dapat membuat Indonesia mampu mengolah seluruh sumber daya yang dimiliki dengan baik dan meminimalisir potensi bahaya alam yang disebabkan oleh manusia, seperti banjir, tanah longsor serta menjaga kelestarian lingkungan.


BAB 2 ISI

Wilayah Indonesia merupakan wilayah dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar dan juga potensi bahaya geologis (geological hazard) yang besar juga. Diperlukan konsep geologi lingkungan yang sesuai dengan keadaan wilayah Indonesia. Berikut konsep dasar gelologi lingkungan yang sesuai dengan wilayah Indonesia :

1.1    Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.

Bumi ini tidak statis, melainkan dinamis secara terus menerus mengalami perubahan. Permukaan bumi memang mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat) maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga endogen dan eksogen.Sampai saat ini, perubahan itu masih tetap berlangsung. Seperti benua bergerak, terjadi gempa bumi, gunung merapi meletus, angin topan (badai siklon), serta terjadi perubahan musim (terjadi penyimpangan musim kemarau dan musim penghujan). Peristiwa tersebutmerupakan beberapa proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, atau lembah merupakan hasil aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen berpengaruh terhadap pembentukan muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan perbedaan berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur lainnya.
Indonesia adalah Negara dengan wilayah seluas kurang lebih 5 juta km2 dan 2/3 bagiannya adalah lautan. Indonesia juga terletak di 2 lempeng benua yaitu lempeng asia dan lempeng Australia. Letak Indonesia yang berada di antara 2 lempeng tersebut mengakibatkan Indonesia sangat rentan terhadap potensi terjadinya gempa tektonik dan tsunami. Kemudian kecuali Kalimantan, seluruh pulau di Indonesia dilalui oleh ragkaian gunung berapi, ada beberapa yang aktif dan tidak. Hal ini juga menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan gunung berapi terbanyak dan sangat berpotensi untuk terjadinya bencana meletusnya gunung berapi. Selain itu, letak Indonesia yang berada diantara 2 samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Hal ini membuat Indonesia juga berpotensi mengalami angin tornado, maupun gelombang pasang air laut. Letak Indonesia yang berada diantara 2 samudra dan 2 benua memang merupakan keuntungan dan memiliki sisi ekonomis yang sangat tinggi, namun di lain pihak juga menyimpan ancaman bahaya geologis (geological hazard) yang sangat besar.
Selain bencana yang terjadi karena proses alam seperti yang telah dijelaskan diatas, bumi juga menyimpan ancaman yang dapat terjadi jika terdapat kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan. Contohnya banjir dan tanah longsor. Kedua bencana tersebut terjadi karena kelalaian manusia dalam mengelola lingkungan. Di Indonesia, hutan yang menjadi daerah resapan air detebangi untuk memperoleh persediaan kayu, hal ini membuat terjadinya erosi karena tanahnya tidak memiliki penahan yang kuat sehingga pada akhirnya terjadilah tanah longsor. Penebangan hutan sembarangan jika ditambah denga pengelolaan drainase yang buruk dapat berakibat pada terjadinya banjir. Banjir yang banyak melanda kota – kota besar di Indonesia disebabkan karena tidak ada lagi pohon – pohon yang menjadi resapan air hujan sehingga air hujan langsung meluncur deras tanpa ada yang menahannya sehingga pada akhirnya masuk ke drainase yang tidak baik sehingga meluap dan terjadilah banjir.
Terjadinya berbagai bencana yang melanda negeri ini memang merupakan peristiwa yang selalu memberikan duka bagi rakyat. Meskipun bukan hanya negara indonesia saja yang mengalaminya, namun jumlah bencana ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa.
Jika dilihat dari besarnya korban jiwa maupun kerugian materilperlu adanya suatu langkah untuk meminimalisir dampak dari bencana tersebut. Bagi bencana yang datangnya dari alam dan tak dapat di cegah kedatangannya seperti gempa bumi, letusan gunung berapi ataupun tsunami, hal yang dapat dilakukan adalah meminimalisir dampaknya. Mulai dari pembuatan rumah tahan gempa ataupun sistem penanganan bencana yang baik. Namun jika bencana yang dapat dicegah seperti banjir dan tanah longsor, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah reboisasi ataupun perbikan sistem drainase. Dan langkah – langkah itu sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak dari bencana – bencana yang terjadi di Indonesia.

1.2    Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.

Ekonomi merupakan suatu faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam berputarnya roda kehidupan di dunia ini. Suatu hal akan menjadi penting jika memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ekonomi tidak pernah lepas dari prinsip untung rugi. Jika suatu objek dapat mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal, maka objek tersebut akan terus dieksploitasi. Contohnya dalam hal tambang. Lahan yang memiliki kandungan mineral yang banyak tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal sehingga lahan tersebut akan terus di-eksploitasi sampai habis untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya. Namun terkadang eksploitasi yang dilakukan tidak memperhatikan penilaian estetika dan pelestarian lingkungan.
Di zaman modern, estetika atau keindahan memiliki nilai ekonomis tersendiri. Pemandangan yang indah jelas dapat memberikan keuntungan lebih. Penilaian estetikan juga erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan. Lingkungan yang masih terjaga kelestariannya jelaslah memiliki nilai estetika yang lebih dibandingkan lingkungan yang telah tercemar. Disinilah letak ketidakpaduan antara perimbangan ekonomi dan penilaian estetika. Di satu sisi, pertimbangan ekonomi mengharapkan dilakukannya eksploitasi yang sebesar – besarnya untuk keuntungan sebanyak – banyaknya, namun eksploitasi yang berlebihan juga dapat mengakibatkan berkurangnya nilai – nilai keindahan dan tercemarnya lingkungan. Di sisi lain, pelestarian lingkungan untuk menjaga nilai – nilai estetikan akan membuat pemilik modal tidak dapat melakukan eksploitasi sebesar – besarnya yang akhirnya brdampak pada berkurangnya keuntungan pemilik modal.
Di Indonesia konflik antara pertimbangan ekonomi yang menginginkan eksploitasi sebesar – besarnya dan penilaian estetika demi terciptanya kelestarian lingkungan. terdapat sangat banyak daerah dengan potensi ekonomis tinggi, yang dapat dieksploitasi dan mendatangkan keuntungan. Namun banyak juga diantara daerah tersebut yang letaknya di daerah konservasi alam ataupun di tengah – tengah wilayah yang memiliki nilai estetika tinggi. Faktor ekonomi yang begitu besar mengakibatkan diperbolehkannya eksploitasi besar – besaran di daerah pelestarian. Dengan hanya menyisakan sedikit daerah untuk dijaga kelestariannya. Hal ini dilakukan karena perlunya peningkatan perekonomian Negara. Banyak wilayah – wilayah yang awalnya menjadi daerah pelestarian yang memiliki nilai estetika dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya. Eksploitasi berlebihan seperti inilah yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan dan hilangnya nilai – nilai estetika.
Baik pertimbangan ekonomi maupun penilaian estetika merupakan hal yang sangat penting dan untuk menciptakan kehidupan yang nyaman dan selaras dibutuhkan keseimbangan diantara keduanya. Perencanaan wilayah yang baik, benar dan mengutamakan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, mutlak merupakan hal yang perlu diterapkan dalam rangka penyeimbangan pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika. Dengan adanya perencanaan yang baik, pembagian wilayah pelestarian dan wilayah eksploitasi akan seimbang sesuai dengan kebutuhan baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Dengan pembagian yang seimbang lewat perencanaan yang baik, eksploitasi sumber daya dapat dilakukan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan penilaian estetika atas wilayah yang terjaga juga memiliki nilai ekonomis. Contohnya pada wilayah pertambangan Freeport di Tembagapura Papua, eksploitasi dijalankan, namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan pengelolaan limbah sehingga lingkungan tidak tercemar dan pada daerah Provinsi Bali, dimana daerah yang memiliki nilai estetika tinggi dijadikan daerah wisata yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan tetap terjaga kelestariannya.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
1.      Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
2.      Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
3.      Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.

BAB 3 PENUTUP

Konsep geologi lingkungan merupakan konsep – konsep yang mendasari semua yang terjadi di bumi ini dari segi geologis. Karena banyak hal bergantung pada penilaian geologi lingkungan untuk menentukan bagaimana arah pembangunan dan pengendalian terhadap dampak lingkungan.
Indonesia merupakan Negara dengan potensi alam yang sangat besar dan juga potensi bahaya geologis (geologic hazard) yang besar pula.perlu penerapan konsep yang tepatuntuk menjaga keadaan alam di Indonesia. Konsep yang sesuai bagi keadaan alan Indonesia adalah:
1.      Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
2.      Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
Kedua konsep di atas adalah konsep yang sangat tepat bagi kondisi wilayah Indonesia karena kondisi tersebut dapat diterapkan dan benar – benar terjadi secara nyata di Indonesia. Diharapakan kedepannya dengan adanya konsep – konsep ini penanganan terhadap masalah alam di Indonesia akan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia, menjaga kelestarian alam serta meminimalisir dampak dari bencana.
Adanya penerapan konsep yang tepat juga dapat berdampak bagi pembangunan yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pembangunan dengan acuan perencanaan berbasis geologi lingkungan akan menghasilkan produk pembangunan yang dapat menunjang kehidupan masyarakat dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Keller, Edward A. 1978. Enviromental Geology Second Edition. Charles E. Merril Publishing Company. Ohio.
http://www.inigis.com. 2011. “7 Konsep Dasar Geologi Lingkungan” diunduh pada tanggal 12 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar