Matakuliah Teknik Komunikasi adalah matakuliah yang diampu oleh tim dosen yang terdiri atas 3 orang dosen yaitu Ir. Nurini, MT., Ir. Mardwi Rahdriawan, MT., dan Ir. Holi Bina Wijaya, MUM.
kuliah teknik komunikasi adalah kuliah yang sangat menarik karena mempelajari mengenai hal - hal yang tidak berkaitan langsung dengan kemampuan akademik namun lebih kepada kemampuan untuk membuat seuatu produk jadi dari sebuah perencanaan. Tugas besar yang diberikan juga menjadi ajang latihan yang sangat berguna untuk mengasah kemampuan yang diperoleh dari pembelajaran pada saat kuliah teknik komunikasi. namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tugas besar dan diharapkan kedepannya akan menjadi lebih baik agar kemampuan mahasiswa lebih terasah dengan baik :
1. Jumlah anggota kelompok terlalu besar sehingga terkadang ada anggota kelompok yang tidak mendapatkan tugas.
2. pengawasan atas progres tugas tidak berkelanjuatan hingga rata - rata tugas baru dikerjakan menjelang pengumpulan.
3. tema yang diberikan diharapkan lebih luas dan lebih menyentuh bidang perencanaan wilayah dan kota.
4. perlu ada penjelasan yang lebih rinci untuk tiap produk akhir tugas besar yang diberikan.
dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada dari tugas besar Teknik Komunikasi, tugas ini telah mengasah kemampuan mahasiswa untuk membuat produk akhir dari suatu proses dan akan sangat berguna kedepannya.
dibuat untuk pembelajaran dalam tugas matakuliah Teknik Komunikasi, Jurusan PWK, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Senin, 25 Juni 2012
Suka Duka Tubes Tekkom
Tugas besar Matakuliah Teknik komunikasi adalah tugas yang sama sekali tidak berhubungan langsung dengan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota namun dapat menjadi sarana pembelajaran yang sangat baik untuk mengembangkan ketrampilan lain di luar kemampuan akademik seperti kemampuan presentasi, memadukan warna dalam poster, membuat blog yang baik sesuai etika penulisan, hingga proses membuat film yang akan sangat berguna dalam hal - hal lainnya. Walaupun diselingi oleh berbagai kendala pada akhirnya seluruh tugas pada akhirnya tugas besar ini juga dapat dikatakan sebagai tugas "refreshing" dari tugas - tugas lainnya. Karena tugas ini terkadang memerlukan survei ke luar kota atau pun tempat wisata. contohnya dalam pembuatan film terkadang dibutuhkan pengambilan gambar di luar kota atau pun tempat wisata tertentu sehingga dapat dijadikan sarana melepas penat dari tugas - tugas yang selama ini dikerjakan.
Tugas besar ini juga tidak lepas dari kendala - kendala yang menghadang. Karena dikerjakan dengan kelompok dengan jumlah banyak (9 orang) terjadi kesulitan dalam menyatukan jadwal untuk mengerjakan tugas atau pun menyatukan ide yang muncul. terkadang terdapat perdebatan antar anggota kelompok namun tidak sampai menjurus pada perselisihan. dengan adanya keberagaman ide ini dapat membuat ide yang ada semakin banyak sehingga semakin mudah dalam pengerjaannya. selain itu terdapat kendala lainnya yaitu karena rentang waktunya sangat lama (3 bulan) membuat fokus atas tugas ini terasa sedikit berkurang dan akhirnya terbengkalai. hal ini yang membuat pada akhirnya menjelang pengumpulan tugas besar seluruh anggota kelabakan mengerjakan tugasnya. walaupun memiliki beragam kendala seluruh mahasiswa berusaha mengerjakan tugas semaksimal mungkin dengan harapan mendapatkan nulai yang maksimal juga.
pada akhirnya tugas besar teknik komunikasi dapat memberikan banyak manfaat bagi seluruh mahasiswa. bukan hanya kemampuan akademik yang ditingkatkan namun juga kemampuan non akademik. karena semua yang dipelajari dalam tugas besar ini akan sangat berguna dalam rangka membuat produk akhir perencanaan wilayah dan kota.
Tugas besar ini juga tidak lepas dari kendala - kendala yang menghadang. Karena dikerjakan dengan kelompok dengan jumlah banyak (9 orang) terjadi kesulitan dalam menyatukan jadwal untuk mengerjakan tugas atau pun menyatukan ide yang muncul. terkadang terdapat perdebatan antar anggota kelompok namun tidak sampai menjurus pada perselisihan. dengan adanya keberagaman ide ini dapat membuat ide yang ada semakin banyak sehingga semakin mudah dalam pengerjaannya. selain itu terdapat kendala lainnya yaitu karena rentang waktunya sangat lama (3 bulan) membuat fokus atas tugas ini terasa sedikit berkurang dan akhirnya terbengkalai. hal ini yang membuat pada akhirnya menjelang pengumpulan tugas besar seluruh anggota kelabakan mengerjakan tugasnya. walaupun memiliki beragam kendala seluruh mahasiswa berusaha mengerjakan tugas semaksimal mungkin dengan harapan mendapatkan nulai yang maksimal juga.
pada akhirnya tugas besar teknik komunikasi dapat memberikan banyak manfaat bagi seluruh mahasiswa. bukan hanya kemampuan akademik yang ditingkatkan namun juga kemampuan non akademik. karena semua yang dipelajari dalam tugas besar ini akan sangat berguna dalam rangka membuat produk akhir perencanaan wilayah dan kota.
Selasa, 19 Juni 2012
KONSEP DASAR GEOLOGI LINGKUNGAN YANG RELEVAN BAGI INDONESIA
BAB 1 PENDAHULUAN
Di
masa modern seperti sekarang ini, proses pembangunan di seluruh dunia dijalankan
dengan suatu perencanaan awal yang akan menjadi masterplan atau acuan bagi
dijalankannya pembangunan tersebut. Dalam membuat suatu perencanaan wilayah
baik dalam skala besar maupun kecil, banyak faktor yang harus diperhatikan.
Mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, hingga faktor lingkungan. Faktor lingkungan
menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan karena untuk
pembangunan suatu kota, dibutuhkan analisis yang mendalam pada ketersediaan
sumber daya alam dan dampak lingkungan yang akan terjadi.
Environmental Geology atau
Geologi Lingkungan merupakan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara
alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia
yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana
proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber
daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya
seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard),
atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya,
dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang
akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri.
Seperti
halnya ilmu lainnya, geologi lingkungan juga memiliki konsep dasar dalam
pemahaman dan pembelajaran geologi lingkungan. ketujuh konsep dasar geologi
lingkungan yaitu:
1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu
sistem tertutup.
2. Bumi adalah satu-satunya tempat
kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3. Proses-proses alam yang terjadi
sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik
secara alamiah maupun buatan.
4. Selalu ada proses alam yang
membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5. Perencanaan tata guna lahan dan
penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara
pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6. Efek dari penggunaan tanah
sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk
menerima dan menanggungnya.
7. Komponen dasar dari setiap
lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap
lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi
dan ilmu lain yang berkaitan.
Semua
konsep diatas adalah konsep – konsep yang mendasari geologi lingkungan. Namun
tiap wilayah di bumi ini memliki keadaan yang berbeda – beda sehingga konsep
yang dapat diterapkan akan berbeda – beda juga.
Indonesia
sebagai Negara dengan potensi alam yang sangat besar juga memiliki potensi
bahaya alam yang besar pula. Perlu adanya penerapan konsep yang tepat agar
dapat membuat Indonesia mampu mengolah seluruh sumber daya yang dimiliki dengan
baik dan meminimalisir potensi bahaya alam yang disebabkan oleh manusia,
seperti banjir, tanah longsor serta menjaga kelestarian lingkungan.
BAB 2 ISI
Wilayah
Indonesia merupakan wilayah dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar
dan juga potensi bahaya geologis (geological hazard) yang besar juga.
Diperlukan konsep geologi lingkungan yang sesuai dengan keadaan wilayah
Indonesia. Berikut konsep dasar gelologi lingkungan yang sesuai dengan wilayah
Indonesia :
1.1 Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Bumi
ini tidak statis, melainkan dinamis secara terus menerus mengalami
perubahan. Permukaan bumi memang mengalami perubahan baik secara evolusi
(lambat) maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga
endogen dan eksogen.Sampai saat ini, perubahan itu masih tetap
berlangsung. Seperti benua bergerak, terjadi gempa bumi, gunung merapi
meletus, angin topan (badai siklon), serta terjadi perubahan musim (terjadi
penyimpangan musim kemarau dan musim penghujan). Peristiwa tersebutmerupakan
beberapa proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan
manusia. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi,
atau lembah merupakan hasil aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses
pelapukan, erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen berpengaruh terhadap
pembentukan muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan
perbedaan berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan
unsur-unsur lainnya.
Indonesia adalah Negara dengan wilayah seluas kurang
lebih 5 juta km2 dan 2/3 bagiannya adalah lautan. Indonesia juga
terletak di 2 lempeng benua yaitu lempeng asia dan lempeng Australia. Letak
Indonesia yang berada di antara 2 lempeng tersebut mengakibatkan Indonesia
sangat rentan terhadap potensi terjadinya gempa tektonik dan tsunami. Kemudian
kecuali Kalimantan, seluruh pulau di Indonesia dilalui oleh ragkaian gunung
berapi, ada beberapa yang aktif dan tidak. Hal ini juga menjadikan Indonesia
sebagai Negara dengan gunung berapi terbanyak dan sangat berpotensi untuk
terjadinya bencana meletusnya gunung berapi. Selain itu, letak Indonesia yang
berada diantara 2 samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Hal ini
membuat Indonesia juga berpotensi mengalami angin tornado, maupun gelombang
pasang air laut. Letak Indonesia yang berada diantara 2 samudra dan 2 benua
memang merupakan keuntungan dan memiliki sisi ekonomis yang sangat tinggi,
namun di lain pihak juga menyimpan ancaman bahaya geologis (geological hazard) yang sangat besar.
Selain bencana yang terjadi karena proses alam
seperti yang telah dijelaskan diatas, bumi juga menyimpan ancaman yang dapat
terjadi jika terdapat kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan. Contohnya
banjir dan tanah longsor. Kedua bencana tersebut terjadi karena kelalaian
manusia dalam mengelola lingkungan. Di Indonesia, hutan yang menjadi daerah
resapan air detebangi untuk memperoleh persediaan kayu, hal ini membuat
terjadinya erosi karena tanahnya tidak memiliki penahan yang kuat sehingga pada
akhirnya terjadilah tanah longsor. Penebangan hutan sembarangan jika ditambah
denga pengelolaan drainase yang buruk dapat berakibat pada terjadinya banjir.
Banjir yang banyak melanda kota – kota besar di Indonesia disebabkan karena
tidak ada lagi pohon – pohon yang menjadi resapan air hujan sehingga air hujan
langsung meluncur deras tanpa ada yang menahannya sehingga pada akhirnya masuk
ke drainase yang tidak baik sehingga meluap dan terjadilah banjir.
Terjadinya berbagai bencana
yang melanda negeri ini memang merupakan peristiwa yang selalu
memberikan duka bagi rakyat. Meskipun bukan hanya negara indonesia saja yang
mengalaminya, namun jumlah bencana ini dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah
bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa
bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah kerugian
mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi
pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana
dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa.
Jika dilihat dari besarnya korban jiwa maupun
kerugian materilperlu adanya suatu langkah untuk meminimalisir dampak dari
bencana tersebut. Bagi bencana yang datangnya dari alam dan tak dapat di cegah
kedatangannya seperti gempa bumi, letusan gunung berapi ataupun tsunami, hal
yang dapat dilakukan adalah meminimalisir dampaknya. Mulai dari pembuatan rumah
tahan gempa ataupun sistem penanganan bencana yang baik. Namun jika bencana
yang dapat dicegah seperti banjir dan tanah longsor, langkah – langkah yang
perlu dilakukan adalah reboisasi ataupun perbikan sistem drainase. Dan langkah
– langkah itu sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak dari bencana –
bencana yang terjadi di Indonesia.
1.2 Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
Ekonomi
merupakan suatu faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam berputarnya roda
kehidupan di dunia ini. Suatu hal akan menjadi penting jika memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Ekonomi tidak pernah lepas dari prinsip untung rugi. Jika suatu
objek dapat mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal, maka objek tersebut
akan terus dieksploitasi. Contohnya dalam hal tambang. Lahan yang memiliki
kandungan mineral yang banyak tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi
pemilik modal sehingga lahan tersebut akan terus di-eksploitasi sampai habis
untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya. Namun terkadang
eksploitasi yang dilakukan tidak memperhatikan penilaian estetika dan
pelestarian lingkungan.
Di
zaman modern, estetika atau keindahan memiliki nilai ekonomis tersendiri.
Pemandangan yang indah jelas dapat memberikan keuntungan lebih. Penilaian
estetikan juga erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan. Lingkungan yang
masih terjaga kelestariannya jelaslah memiliki nilai estetika yang lebih
dibandingkan lingkungan yang telah tercemar. Disinilah letak ketidakpaduan
antara perimbangan ekonomi dan penilaian estetika. Di satu sisi, pertimbangan
ekonomi mengharapkan dilakukannya eksploitasi yang sebesar – besarnya untuk
keuntungan sebanyak – banyaknya, namun eksploitasi yang berlebihan juga dapat
mengakibatkan berkurangnya nilai – nilai keindahan dan tercemarnya lingkungan.
Di sisi lain, pelestarian lingkungan untuk menjaga nilai – nilai estetikan akan
membuat pemilik modal tidak dapat melakukan eksploitasi sebesar – besarnya yang
akhirnya brdampak pada berkurangnya keuntungan pemilik modal.
Di
Indonesia konflik antara pertimbangan ekonomi yang menginginkan eksploitasi
sebesar – besarnya dan penilaian estetika demi terciptanya kelestarian lingkungan.
terdapat sangat banyak daerah dengan potensi ekonomis tinggi, yang dapat
dieksploitasi dan mendatangkan keuntungan. Namun banyak juga diantara daerah
tersebut yang letaknya di daerah konservasi alam ataupun di tengah – tengah wilayah
yang memiliki nilai estetika tinggi. Faktor ekonomi yang begitu besar
mengakibatkan diperbolehkannya eksploitasi besar – besaran di daerah
pelestarian. Dengan hanya menyisakan sedikit daerah untuk dijaga
kelestariannya. Hal ini dilakukan karena perlunya peningkatan perekonomian
Negara. Banyak wilayah – wilayah yang awalnya menjadi daerah pelestarian yang
memiliki nilai estetika dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya. Eksploitasi
berlebihan seperti inilah yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan dan
hilangnya nilai – nilai estetika.
Baik
pertimbangan ekonomi maupun penilaian estetika merupakan hal yang sangat
penting dan untuk menciptakan kehidupan yang nyaman dan selaras dibutuhkan
keseimbangan diantara keduanya. Perencanaan wilayah yang baik, benar dan
mengutamakan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, mutlak merupakan hal
yang perlu diterapkan dalam rangka penyeimbangan pertimbangan ekonomi dan
penilaian estetika. Dengan adanya perencanaan yang baik, pembagian wilayah
pelestarian dan wilayah eksploitasi akan seimbang sesuai dengan kebutuhan baik
di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Dengan pembagian yang
seimbang lewat perencanaan yang baik, eksploitasi sumber daya dapat dilakukan
dan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan penilaian estetika atas wilayah
yang terjaga juga memiliki nilai ekonomis. Contohnya pada wilayah pertambangan
Freeport di Tembagapura Papua, eksploitasi dijalankan, namun tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan dengan pengelolaan limbah sehingga
lingkungan tidak tercemar dan pada daerah Provinsi Bali, dimana daerah yang
memiliki nilai estetika tinggi dijadikan daerah wisata yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan tetap terjaga kelestariannya.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan
antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara
menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan
memperhatikan tahap-tahap berikut :
1. Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan
skala tingkat evolusi estetika
2. Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis
data yang diperoleh
3. Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan
sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
BAB 3 PENUTUP
Konsep
geologi lingkungan merupakan konsep – konsep yang mendasari semua yang terjadi
di bumi ini dari segi geologis. Karena banyak hal bergantung pada penilaian
geologi lingkungan untuk menentukan bagaimana arah pembangunan dan pengendalian
terhadap dampak lingkungan.
Indonesia
merupakan Negara dengan potensi alam yang sangat besar dan juga potensi bahaya
geologis (geologic hazard) yang besar
pula.perlu penerapan konsep yang tepatuntuk menjaga keadaan alam di Indonesia.
Konsep yang sesuai bagi keadaan alan Indonesia adalah:
1.
Selalu
ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
2.
Perencanaan
tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan
keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
Kedua
konsep di atas adalah konsep yang sangat tepat bagi kondisi wilayah Indonesia
karena kondisi tersebut dapat diterapkan dan benar – benar terjadi secara nyata
di Indonesia. Diharapakan kedepannya dengan adanya konsep – konsep ini
penanganan terhadap masalah alam di Indonesia akan menjadi lebih baik dan dapat
meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia, menjaga kelestarian alam serta
meminimalisir dampak dari bencana.
Adanya
penerapan konsep yang tepat juga dapat berdampak bagi pembangunan yang
dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pembangunan dengan acuan
perencanaan berbasis geologi lingkungan akan menghasilkan produk pembangunan
yang dapat menunjang kehidupan masyarakat dan memajukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Keller,
Edward A. 1978. Enviromental Geology
Second Edition. Charles E. Merril Publishing Company. Ohio.
http://www.inigis.com.
2011. “7 Konsep Dasar Geologi Lingkungan” diunduh pada tanggal 12 Januari 2012
Senin, 18 Juni 2012
SAVE OUR EARTH!!
LAKUKAN SESUATU UNTUK BUMI KITA!!
maksud dari poster ini adalah keadaan bumi yang semakin panas karena "dimasak" oleh pemanasan global yang dilambangkan dengan lilin. Perlu dilakukan perubahan yang signifikan dalam memperbaiki keadaan bumi. Karena menyelamatkan bumi adalah menyelamatkan masa depan kita dan anak cucu kita. STOP GLOBAL WARMING
Superblock, Solusi Ketersediaan Lahan di Kawasan Perkotaan
1.
Kota,
Perubahan dan Permasalahannya
“Kota adalah akuarium perubahan. Di dalamnya
peradaban manusia terus bergerak dan berubah. Siapa yang tidak mampu ikut
arus peradaban, maka ia akan terlindas roda kemajuan zaman.”
Ridwan Kamil
Kalimat diatas merupakan kalimat singkat yang sangat bermakna
sebagai cerminan suatu kota. Peradaban akan terus berubah dan semua yang ada di
dalamnya yang tidak mampu mengikuti perubahan akan terlindas roda kemajuan
zaman. Hal ini bukan hanya berlaku pada masyarakat yang mendiami suatu kota,
namun juga berlaku pada kota itu sendiri. Kota yang tidak mampu berubah dan
mengikuti perkembangan zaman, akan mengalami kerusakan dan ketidakmampuan dalam
mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakatnya.
Pembangunan kawasan perkotaan yang sangat cepat membuat
ketersediaan lahan semakin berkurang dan mengakibatkan kesulitan dalam
mendirikan suatu lahan kosong untuk mendirikan bangunan dengan berbagai
keperluan. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat membuat pembangunan terus
dilakukan di semua kawasan di perkotaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang mengakibatkan semakin berkurangnya ketersediaan lahan. Hal ini diperparah
dengan pola pembangunan bangunan datar yang menggunakan lebih banyak lahan.
Dengan kondisi demikian, dibuat suatu pola pembangunan baru yang lebih efisien
dalam penggunaan lahan yaitu pembangunan bangunan tinggi sebagai tempat
masyarakat memenuhi kebutuhannya terutama dalam memenuhi kebutuhan akan tempat
tinggal. Namun lama – kelamaan, mobilitas penduduk pun berlangsung semakin
cepat, kendaraan semakin banyak sehingga mengakibatkan kemacetan dimana – mana.
Jarak antar satu bangunan dan bangunan lain yang menjadi pusat – pusat
pelayanan masyarakat yang relatif dekat menjadi sangat lama waktu tempuhnya
karena terjadinya kemacetan.
Kemacetan menjadi penghalang yang sangat besar bagi mobilitas
warga kota yang sangat cepat, berbagai cara dilakukan mulai dari pembangunan
jalan laying hingga tol dalam kota untuk mengurangi kemacetan, namun hal itu
belum dapat berbuat banyak untuk mengurangi kemacetan yang ada. Selain
kemacetan, polusi yang ditimbulkan oleh banyaknya kendaraan juga menjadi
masalah besar karena akan membuat kota akan semakin panas dan tercemarnya
udara, keadaan ini jelas membuat orang – orang yang hidup di dalamnya menjadi
tidak nyaman dan terancam dengan berbagai macam penyakit. Polusi yang terjadi
juga tidak dapat dinetralisir oleh tanaman karena hanya tersisa sedikit ruang
terbuka hijau di daerah perkotaan. Selain itu masih banyak lagi masalah seperti
kekurangan saluran sanitasi yang baik, sistem pembuangan sampah yang tidak
terorgaisir dengan baik yang seluruhnya diakibatkan oleh pola pembangunan yang
tidak tepat dan ketidaksiapan suatu kota dalam menghadapi perubahan yang
terjadi di dalamnya mulai dari perubahan jumlah hingga perubahan perilaku
penduduknya. Perlu dilakukan suatu perubahan atas pola pembangunan di kawasan perkotaan untuk menghadapi berbagai
masalah diatas sehingga terbentuk suatu kota yang aman dan nyaman walaupun
memiliki mobilitas tinggi dan memiliki RTH yang memadai. Pola pembangunan yang
awalnya hanya mengacu pada bangunan dengan pola horizontal mulai menjadi
bangunan vertical, hal ini jelas merupakan suatu langkah besar untuk
memperbaiki suatu kota yang sangat kekurangan lahan. Namun hal tersebut belum
cukup untuk mengatasi masalah lainnya seperti masalah kemacetan dan polusi
udara yang disebabkan olehnya.
Oleh karena itu, pembangunan suatu kawasan yang dapat
mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat yang mendiaminya mutlak harus
dilakukan. Penerapan konsep mixed use suatu
kawasan perlu dilakukan untuk meminimalisir penggunaan lahan. Selain itu sarana
untuk memudahkan mobilitas penghuni kawasan tersebut haruslah menjadi aspek
yang diperhatikan. Dengan memperhatikan seluruh aspek diatas, maka permasalahan
– permasalahan yang dialami suatu kota dapat dipecahkan. Dan Superblock
menjadi jawaban atas masalah – masalah tersebut dengan konsep kota yang padat
tapi nyaman dan menerapkan konsep mixed
use kawasan namun tetap memperhatikan katersediaan ruang terbuka hijau dan
sarana transportasi yang aman, cepat dan ramah lingkungan.
2.
Superblock, Solusi Ketersediaan Lahan di Kawasan Perkotaan
Superblock adalah suatu
kawasan di lokasi urban yang
dirancang secara terpadu dan terintegrasi, memiliki kepadatan yang cukup tinggi
dalam konsep tata guna lahan yang bersifat campuran (mixed – use).
Selain itu ada kunci yang paling diperhatikan dalam keberhasilan pengembangan
suatu Superblock yaitu keberhasilan dalam mekanisme kontrol. Melihat segi keuntungan dari penerapan
konsep Superblock, menurut Danisworo terdapat beberapa keuntungan dari superblock yaitu :
1.
Mendorong tumbuhnya kegiatan yang beragam
secara terpadu dalam suatu wadah secara memadai
2.
Menghasilkan sistem sarana dan prasarana yang lebih efisien
dan ekonomis
3.
Memperbaiki sistem sirkulasi
4.
Mendorong pengembangan sistem persil
yang tidak kaku dan lebih fleksibel
5.
Mendorong pemisahan yang jelas antara
berbagai sitem moda transportasi
6.
Memberikan kerangka yang luas bagi
inovasi perancangan bangunan dan lingkungan.
Suatu kawasan dikatakan Superblock apabila terdapat lebih dari 3
fungsi yang berbeda (retail, office, hunian, hotel, entertainment dan sebagainya) dan apabila
direncanakan dengan baik dapat menjadi pendukung/support satu dengan yang lain,
terjadi integrasi fungsional dan fisik antar komponen. Konsep superblock ini dipelopori sejak tahun 1920-an
di Amerika Serikat oleh Perry & Stein dan di Eropa yang dikembangkan Le
Corbusier terutama untuk kawasan hunian skala besar. Seperti dijelaskan
sebelumnya, semua hal harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Begitu pula superblock. Perlu
dilakukan pengembangan terus menerus sehingga tercipta suatu sistem yang saling
terintegrasi dengan baik dan dapat mewujudkan kehidupan yang nyaman dengan
mobilitas tinggi. Di dalam pengembangan konsep Superblock ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
- Identity/Branding
Dalam hal ini lebih menekankan pada penciptaan suatu identitas atau konsep
yang berbeda, suatu kawasan Superblock akan lebih
diminati jika Ia mempunyai suatu konsep yang memikat serta menarik.
- Mix of Uses
Ini lebih pada penggunaan lahan yang ada, dimana dalam
suatu lahan Superblock penggunaan lahannya digunakan untuk
berbagai macam peruntukan minimal 2 peruntukan baik itu apartemen, hunian,
ataupun pusat perbelanjaan.
- Vehicular
Circulation
Aspek ini lebih pada sirkulasi kendaraan yang ada, sirkulasi kendaraan
harus dirancang seefisien mungkin. Di beberapa negara maju biasanya mereka
menerapkan parkir basement yang saling terkoneksi dari satu bangunan ke
bangunan lain.
-
Multi-layers Pedestrian Linkage
Aspek ini sangat penting yaitu keberadaan dari pedestian (area untuk
pejalan kaki) karena dalam suatu kawasan Supreblockpada intinya
adalah integrasi dari satu bangunan ke bangunan lain makan infrastruktur
integrasi bagi pejalan kaki juga harus terpenuhi guna kenyamanan yang ada.
Sebenarnya yang mendorong berkembangnya konsep kawasan Superblock adalah adanya saling -
silang keuntungan antara masyarakat perkotaan dengan pengembang. Dimana
pengembang dapat menerapkan diferensiasi produk dan masyarakat terlebih kaum
komuter memiliki solusi baru dalam kehidupan di perkotaan. Selain itu juga
adanya konsep Superblock menjadi suatu permodelan kota kecil
yang saling terintegrasi di pusat kota.
Dengan demikian kawasan superblock
dapat menyediakan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik untuk menunjang
kehidupan masyarakat di dalamnya. Dengan luas yang relatif kecil karena banyak
mengandalkan pembangunan vertikal mengakibatkan penggunaan lahannya juga
semakin kecil. Hal ini mengakibatkan akan semakin banyaknya lahan yang tersisa
dan dapat di manfaatkan sebagai pedestrian ataupun ruang hijau terbuka. Jarak
antar satu bangunan dan bangunan lain yang relatif dekat membuat kebutuhan atas
sarana transportasi dapat diminimalisir. Orang yang tinggal di kawasan tersebut
akan lebih memilih untuk berjalan kaki karena telah disediakan sarana
pedestrian yang nyaman. Dengan demikian maka polusi udara dapat di kurangi dan
udara akan semakin bersih karena terdapat tumbuhan yang dapat menetralisir
udara tersebut.
Konsep superblock
merupakan konsep yang sangat tepat untuk digunakan di kawasan perkotaan yang
padat dan kekurangan lahan. Dengan mengandalkan pembangunan vertikal dan
integrasi yang baik antar satu bangunan dan bangunan lain membuat superblock menjadi jawaban atas
permasalahan yang terjadi di daerah perkotaan. Dengan diterapkannya pembangunan
dengan pola superblock akan membuat
penggunaan lahan semakin diminimalisir dan akan terbentuk suatu kota yang padat
namun nyaman yang tetap menyediakan sebagian besar lahannya sebagai ruang
terbuka hijau.
3.
Kesimpulan
Berbagai
permasalahan yang terdapat di daerah perkotaan merupakan proses prubahan yang
terjadi seiring berkembangnya zaman dan suatu kota harus bisa beradaptasi untuk
menghadapi segala perubahan yang terjadi. Perlu adanya suatu konsep pembangunan
yang benar – benar dapat mengatasi atau paling tidak meminimalisir dampak dari
permasalahan – permasalahan seperti ketersediaan lahan, kemacetan, polusi udara
dan lain – lain. Konsep yang diterapkan bukanlah konsep dapat mengurangi
mobilitas penduduk yang tinggal di dalamnya, namun harus menciptakan kenyamanan
dalam mobilitas penduduk perkotaan yang sangat cepat dan superblock merupakan
konseo yang sangat tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Konsep
superblock merupakan suatu konsep
pembangunan yang mengutamakan pembangunan bangunan vertikal yang saling
terintegrasi di suatu kawasan sehingga memudahkan masyarakat yang beraktivitas
di dalamnya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Selain itu penyediaan sarana
transportasi yang efisien dan ramah lingkungan berupa pedestrian merupakan peran
penting yang dimiliki superblock
untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara.
Dengan
pembangunan bangunan vertikal jelas akan meminimalisir penggunaan lahan dan
menyediakan lahan lainnya sebagai lahan terbuka hijau sehingga dapat menjadi
solusi ampuh dalam mengatasi masalah ketersediaan lahan di kawasan perkotaan.
Sabtu, 10 Maret 2012
Jumlah Data di Seluruh Dunia, Menakjubkan!
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Martin Hilbert dan Proscilla Lopez dari University of Southern California, seluruh data digital di muka bumi ini, pada 2007 adalah sebesar 295 eksabita.
(Martin Hilbert)
Mereka memasukkan juga berbagai data di berbagai platform kuno seperti floppy disc juga film x-ray hingga mikrocip pada kartu kredit.
Survey ini memilih periode tersebut karena periode itu dikenal sebagai masa "revolusi informasi" di mana manusia mulai melakukan transisi menuju digital age.
Studi ini menunjukkan bahwa pada 2000, sekitar 75 persen informasi tersimpan sebagai data analog, termasuk dalam format kaset video. Namun, pada 2007, 94 persen data kini disimpan dalam bentuk digital.
Data sebesar 295 eksabita adalah setara dengan 1,2 miliar kali kapasitas hard disk drive di komputer kebanyakan. Angka tersebut diperolah para peneliti dengan menghitung data-data yang berjalan di 25 platform teknologi berbeda, antara lain, mulai dari komputer PC, DVD hingga iklan koran hingga buku-buku.
"Bila kita masukkan semua informasi tadi ke dalam buku, maka kita bisa menutupi seluruh permukaan daerah AS atau China dengan tiga lapis buku," kata Martin Hilbert kepada BBC.
Sementara, jumlah informasi tersebut bila disimpan secara digital ke dalam CD, kata Hilbert, maka akan cakram-cakram CD tersebut bila dijejerkan, bisa mencapai jarak bumi-bulan.
Hal lain yang menarik dari riset ini adalah, manusia menyiarkan sekitar dua zetabita data melalui udara. Satu zetabita adalah setara dengan 1000 eksabita. Ini sama dengan informasi 175 surat kabar untuk setiap orang setiap per hari.
Jumlah data tadi sepertinya memang terdengar begitu besar. Namun, menurut Hilbert, lebih besar jumlah data yang diolah dan disimpan secara alamiah oleh tubuh.
"DNA di dalam satu tubuh manusia bisa menyimpan hingga 300 kali informasi yang lebih banyak daripada yang kita simpan di seluruh perangkat teknologi kita," kata Hilbert.
Langganan:
Postingan (Atom)